SENSUS PENDUDUK
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan
tepat waktu.
Berikut
ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Sensus Penduduk",
yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk
mempelajarinya.
Melalui
kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan memohon memaklumi bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat
atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan
ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Medan, 6 Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk merupakan
keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan
kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus
penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi
secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian (mortalitas) yang
terjadi pada semua golongan umur, serta perpindahan penduduk (mobilitas) juga
akan mempengaruhi bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah
atau negara.
Di dalam Garis-garis Besar Haluan
Negara dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar baru menjadi modal dasar
yang efektif bagi pembangunan nasional hanya bila penduduk yang besar tersebut
berkualitas baik. Namun dengan pertumbuhan penduduk yang pesat sulit untuk
meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini
berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah
tercapai.
Perkembangan penduduk tanpa disertai
dengan kontrol untuk mengukur jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan
menumbuhkan masalah sosial ekonomi dengan segala akibatnya. Pertumbuhan
penduduk yang tinggi dari tahun ketahun memerlukan tambahan investasi dan
sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal itu tentu
saja merupakan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usahanya untuk
membangun dan meningkatkan taraf hidup negaranya.
Pengetahuan tentang kependudukan
adalah penting untuk diketahui oleh masyarakat luas yang mana dapat merangsang
timbulnya kesadaran dan membina tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap
masalah kependudukan, sehingga masalah-masalah yang ada dapat diatasi bersama
dengan penuh perhatian dan memungkinkan setiap timbulnya masalah dapat dicegah
atau dihindari.
Berkurangnya atau bertambahnya
penduduk di suatu daerah mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan
teknologi yang dimilikinya. Semakin tinggi teknologi yang dimiliki oleh suatu
golongan penduduk, semakin luas kemingkinan memperbesar hasil-hasil produksi
kebutuhan hidup dan semakin luas pula mata pencaharian untuk pertambahan
penduduk. Setiap pendapatan baru dalam lapangan teknologi sangatlah besar
pengaruhnya terhadap perkembangan penduduk.
Untuk mengetahui banyaknya penduduk
suatu daerah atau negara pada waktu tertentu maka dilaksanakan sensus penduduk
atau perhitungan cacah, survei, serta catatan-catatan untuk dianalisis disusun
menjadi angka. Data inilah yang akan dipergunakan sebagai bahan untuk
perencanaan ataupun sasaran-sasaran pembangunan dimasa yang akan datang.
1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari penulisan ini
adalah untuk mengamati dan memberikan penyajian data, yang diharapkan dapat
dipergunakan seefisien mungkin bagi pihak-pihak yang membutuhkannya untuk dapat
mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang dapat membangun kesejahteraan
masyarakat.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan penduduk di Kota Medan dan
memproyeksikannya pada tahun-tahun berikutnya.
1.3. Rumusan Masalah
Pertumbuhan yang tinggi dalam
keadaan jumlah penduduk yang besar dapat menjadi beban yang berat bagi proses
pembangunan, dan perkembangan penduduk yang padat akan mengalami kesulitan
untuk memacu pertumbuhan dan perbaikan ekonomi, karena itu penyebaran penduduk
yang tidak merata merupakan masalah kependudukan yang perlu mendapatkan
perhatian khusus dari pemerintah dan juga peranan dari masyarakat serta
perguruan tinggi yang dianggap sebagai orang-orang intelektual dalam
mensukseskan pembangunan, khususnya mengenai jumlah penduduk, kepadatan dan
penyebaran penduduk, struktur penduduk menurut umur, rasio jenis kelamin dan
tingkat pertumbuhan penduduk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Masalah Kependudukan
Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan
sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal
ini mencakup lima masalah pokok yang terkait satu sama lainnya, yaitu :
1. Jumlah penduduk yang besar.
2. Tingkat pertumbuhan yang
tinggi.
3. Penyebaran penduduk yang
tidak merata.
4. Komposisi umur penduduk yang
timpang.
5. Dan masalah mobilitas
penduduk.
Paket masalah kependudukan ini telah
menjadi induk dari berbagai masalah lain. Apabila tidak segera ditanggulangi
tidak mustahil akan mendatangkan efek yang lebih parah lagi dan dapat
melumpuhkan pembangunan nasional.
2.2. Pengertian-pengertian
Ada beberapa pengertian yang secara
singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan
dalam mengembangkan aplikasi yang ada.
2.2.1. Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang
berdomisili di wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan
mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
2.2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah
perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan
dinyatakan dalam persentase.Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi
oleh tiga komponen yaitu :
1. Fertilitas
Fertilitas sebagai istilah demografi
diartikan sebagai hasil reproduksi yangnyata dari seorang wanita atau
sekelompok wanita.
2. Mortalitas
Mortalitas atau kematian adalah
peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang
bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk
dengan tujuan untuk menetap di suatu tempat ke tempat lain melampaui batas
politik/negara ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu
negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif
permanen di suatu daerah ke daerah lain.Menurut Everett S. Lee ada empat
faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu
:
1. Faktor-faktor yang terdapat
di daerah asal.
2. Faktor-faktor yang terdapat
di tempat tujuan.
3. Faktor-faktor yang menghambat.
4. Faktor-faktor pribadi.
2.2.3. Susunan Penduduk
Susunan penduduk atau komposisi
penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, kebangsaan, suku bangsa, dan sebagainya.
2.2.4. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk dalam arti
demografi aadalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua
variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang.
Misalnya dalam sutu negara terdapat penduduk umur tua (50 tahun keatas) lebih
banyak, maka diharapkan negara tersebut mempunyai angka kelahiran yang rendah.
Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan wanita, bisa
mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan.
Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi
pula keaadan sosial, ekonomi dan keluarga. Komposisi penduduk umur tua
digambarkan dalam piramida penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara
tersebut mempunyai ciri penduduk tua atau muda. Sedangkan pada penduduk umur
muda dapat dipakai sebagai ukuran perbandingan beban tanggungan yaitu angka
yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur
dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang produktif
(umur antara 16-64 tahun).
2.2.5. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan
indikator daripada tekanan penduduk di suatu daerah. Kepadatan di suatu daerah
dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan banyaknya
penduduk perkilometer persegi.
2.3. Proyeksi
Proyeksi adalah perhitungan untuk
meramalkan atau untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang dengan
menggunakan beberapa asumsi yang didasarkan atas data tahun dasar.
Kualitas hasil proyeksi sangat
ditentukan oleh proses pelaksanaa penyusunannya. Proyeksi yang baik adalah
proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan
sekecil mungkin.
Manfaat atau kegunaan daripada
proyeksi adalah untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian atau hal-hal yang
mungkin terjadi, sebagai alat perencanaa yang tujuannya untuk menyediakan jasa
sebagai response terhadap penduduk yang telah di proyeksi dan merubah trend
penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi.
2.3.1. Proyeksi Penduduk
Pertumbuhan jumlah penduduk dapat
mempengaruhi kesejahteraan daerah atau negara yang bersangkutan. Perhitungan
proyeksi penduduk penulis lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan
tingkat pertumbuhan penduduk pada periode 1980-2010. Hal tersebut ditempuh
karena informasi mengenai salah satu komponen kependudukan yaitu migrasi tidak
tersedia untuk tingkat kabupaten/kotamadya.Adapun tahapan-tahapan yang
dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah sebagai berikut :
1. Menghitung tingkat pertumbuhan
penduduk Kota Medan menurut jenis kelamin untuk periode 1980-2010 dengan cara
geometrik.
2. Memproyeksikan penduduk Kota Medan
menurut jenis kelamin berdasarkan tingkat pertumbuhan 1980-2010 dengan metode
geometrik.
Adapun rumus Geometric Rate of Growth tersebut adalah
sebagai berikut :
Pt = P0 (1+
r)t
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk
pada tahun t
P0 = Jumlah penduduk
pada tahun awal
r = Angka pertumbuhan penduduk
t = Jangka waktu dalam tahun
2.4. Sejarah
Singkat Badan Pusat Statistik
Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi dalam tiga masa,
yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan dan masa orde baru.
Masa sebelum kemerdekaan dibagi kembali dalam dua masa yaitu masa pemerintahan
Belanda dan masa pemerintaha Jepang.
- Masa Pemerintahan Belanda
1. Pada bulan Februari 1920, kantor
statistik pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian, kerajinan, dan
perdagangan (Directur Van Landbouw Nijerverheid en Handel ) yang berkedudukan
di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data
statistik.
2. Pada bulan Maret 1923, dibentuk
suatu komisi untuk badan statistik yang anggotanya merupakan wakil dari
tiap-tiap departeman. Komisi tersebut diserahi tugas merencanakan
tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam
kegiatan di bidang statistik Indonesia.
3. Pada tanggal 24 September 1924, nama
lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistiek (CKS)
atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih
pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilaksanakan oleh
kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (UIA) yang sekarang disebut kantor bea dan
cukai
- Masa Pemerintahan Jepang
1. Pada bulan Juni 1944, Pemerintahan
Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan perang dan militer.
2. Pada masa ini CKS diganti namanya
menjadi Shomobu Chosasitsu Gunseikanbu.
- Masa Kemerdekaan Republik
1. Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh
lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI
(Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 kantor
KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekwensi Linggarjati. Sementara
ini pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
2. Berdasarkan surat edaran Kementerian
Kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219/ S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi
Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
menteri kemakmuran.
3. Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal
1 Maret 1952 No. P/44, lembaga KPS berada dibawah tanggung jawab menteri
perekonomian. Selanjutnya keputusan menteri perekonomian tanggal 24 Desenber
1953 No. 18.009/M KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang
disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling
B.
4. Dengan Keputusan Presiden RI No. 131
Tahun 1957, kememterian Perekonomian dipecah menjadi kementerian Perdagangan
dan perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI No. 172 Tahun 1957,
terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat
Statistik dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang
berada dibawah Perdana Menteri.
- Masa Orde Baru Sampai Sekarang
1. Pada pemerintahan orde baru,
khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan,
maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat, dan
terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi Biro Pusat Statistik.
2. Dalam masa orde baru ini BPS telah
mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu :
1. Peraturan
Pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang organisasi BPS
2. Perturan
Pemerintah No. 16 tahun 1980 tentang organisasi BPS
3. Perturan
Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang organisasi BPS dan keputusan Presiden No. 6
tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat
Statiatik
4. Undang-undang
No. Tahun 1997 tentang statistik.
5. Keputusan
Presiden RI No. 86 tentang BPS.
6. Keputusan
Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS.
7. PP
No. 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Statistik
3.
Tahun 1968 ditetapkan peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang
mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980 peraturan
pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan
pemerintah No. 6 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980
di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik
propinsi. Di Kabupaten/Kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama
Kantor Sstatistik Kabupaten/Kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan
tentang Statistik sebagai pengganti undang-undang No. 6 dan 7 tentang sensus
dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 ditetapkan nama Badan Pusat Statistik
sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.
2.4.1 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik
1. Visi
Badan Pusat Statistik mempunyai visi
untuk menjadikan informasi sebagaitulang punggung pembangunan nasional dan
regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan
dan teknologi informasi yang mutakhir.
2. Misi
Dalam menunjang pembangunan nsional
Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik
pada penyediaan data statistik yang bermutu dan handal, efektif dan
efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan Badan Statistik
dan pengemban ilmupengetahuan statistik dalam kehidupan masyarakat.
2.5. Keadaan
Penduduk Kota Medan
Kota Medan terletak antara 20.27’
– 20.47’ Lintang Utara 980.35’– 980.44’ Bujur
Timur. Dan 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.Kota Medan merupakan salah
satu daerah tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265.10 km2.
Dimana kota ini merupakan daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung
dengan kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat, dan
Timur.Keadaan penduduk Kota Medan setiap tahunnya menunjukan peningkatan yang
perlu mendapatkan perhatian.Pesatnya perkembangan jumlah penduduk di samping
masih tingginya angka kelahiran juga disebabkan oleh urbanisasi, migrasi
pencari kerja dan melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
Hal ini terjadi karena Kota Medan
merupakan Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara, kota perdagangan, kota industri dan
pusat pemerintahan.Adapun keadaan jumlah penduduk di Kota Medan adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
2.5.1. Angka
Beban Ketergantungan
Angka beban ketergantungan adalah
angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif
(umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang
produktif (umur antara 16-64 tahun).
Angka beban ketergantungan dapat
digunakan sebagai indikator ekonomi suatu negara, apakah tergolong negara maju
atau tidak. Negara-negara yang sedang berkembang dengan fertilitas yang lebih
tinggi mempunyai angka beban ketergantungan yang lebih tinggi pula, disebabkan
besarnya proporsi anak-anak di dalam komposisi penduduk tersebut. Besarnya angka
beban ketergantungan di Kota Medan dapat kita hitung dengan menggunakan rumus :
P0-14 +
P65+
Angka Beban Tanggungan = * k
P15-64
Dimana :k
adalah konstanta dengan nilai 100.
Tabel 4.2.
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis kelamin
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
2.5.2. Angka Kelahiran Kasar dan Angka Kematian Kasar
Kelahiran dan Kematian merupakan
sebahagian dari komponen perubahan penduduk. Angka kelahiran kasar adalah
banyaknya kelahiran yang terjadi per 1000 penduduk pada satu tahun tertentu,
sedangkan angka kematian kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi per 1000
penduduk pada satu tahun tertentu.
2.5.3. Kepadatan Penduduk
Seperti yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, kepadatan penduduk merupakan indikator dari tekanan penduduk
suatu daerah. Kepadatan penduduk suatu daerah adalah perbandingan antara jumlah
penduduk dengan luas daerah dalam kilometer persegi. Kepadatan penduduk yang
berbeda-beda disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lokasi daerah, keadaan
alamnya serta sejarahnya.
Tabel 4.3.
Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara 1980- 2010
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Tabel 4.4.Fasilitas
Sekolah Dasar, Rumah Ibadah, Balai Pengobatan dan Balai Desa
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Tabel 4.5.Jumlah
Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kabupaten/Kota 2013
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Tabel 4.6.Jumlah Penduduk, Rumah
Tangga dan Banyaknya Anggota Rumah Tangga
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Tabel 4.7.Luas Wilayah, Jumlah
Penduduk dan Kepadatan Menurut Kabupaten 2013
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan beberapa
hal yaitu antara lain :
- Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pesatnya perkembangan jumlah penduduk di samping masih tingginya angka kelahiran juga disebabkan oleh urbanisasi, migrasi pencari kerja dan melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena Kota Medan merupakan Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara, kota perdagangan, kota industri, dan pusat pemerintahan.
- Angka beban tanggungan di Kota Medan untuk tahun 2005 sebesar 46 orang, ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 46 orang yang tidak produktif.
- Hasil proyeksi yang penulis lakukan diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2007 adalah sebesar 1.039.754 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 1.051.568 jiwa. Pada tahun 2008 penduduk laki-laki sebesar 1.053.895 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebesar 1.065.554 jiwa. Pada tahun 2009 penduduk laki-laki sebesar 1.068.228 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebesar 1.079.726 jiwa. Pada tahun 2010 penduduk laki-laki sebesar 1.082.756 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebesar 1.094.086 jiwa. Pada tahun 2011 penduduk pria sebesar 1.097.481 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebesar 1.108.637 jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Anjayani,
Eni.,dkk. GeografiuntukKelas XI SMA/MA. Jakarta: PusbukDepdiknas
BadanPusatStatistik.
2010.HasilSensusPenduduk Indonesia Tahun 2010. Jakarta:
BadanPusatStatistik: Republik Indonesia
BKKBN.2013. ProfilKependudukandan
Pembangunan di Indonesia tahun 2013. Jakarta: BKKBN
Soegimo,
Dibyo.,dkk. 2009. Geografiuntuk SMA/MA kelas XI. Jakarta:
PusbukDepdiknas
Sumardi.,dkk.
2009. Geografi 2 LingkunganFisikdanSosial, Jakarta: PusbukDepdiknas
Utoyo,
Bambang. 2009. Geografi: MembukaCakrawalaDuniauntukKelas XI.
Jakarta: PusbukDepdiknas
Yosepana,
Sandra. BelajarEfektifGeografiuntukKelas XI SMA. Jakarta:
PusbukDepdiknas