Kamis, 04 Februari 2016

MAKALAH SENSUS PENDUDUK









SENSUS PENDUDUK













KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Sensus Penduduk", yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan memohon memaklumi bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.



Medan, 6 Mei 2015


Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian (mortalitas) yang terjadi pada semua golongan umur, serta perpindahan penduduk (mobilitas) juga akan mempengaruhi bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara.
Di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional hanya bila penduduk yang besar tersebut berkualitas baik. Namun dengan pertumbuhan penduduk yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah tercapai.
Perkembangan penduduk tanpa disertai dengan kontrol untuk mengukur jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menumbuhkan masalah sosial ekonomi dengan segala akibatnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun ketahun memerlukan tambahan investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal itu tentu saja merupakan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usahanya untuk membangun dan meningkatkan taraf hidup negaranya.
Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk diketahui oleh masyarakat luas yang mana dapat merangsang timbulnya kesadaran dan membina tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap masalah kependudukan, sehingga masalah-masalah yang ada dapat diatasi bersama dengan penuh perhatian dan memungkinkan setiap timbulnya masalah dapat dicegah atau dihindari.
Berkurangnya atau bertambahnya penduduk di suatu daerah mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan teknologi yang dimilikinya. Semakin tinggi teknologi yang dimiliki oleh suatu golongan penduduk, semakin luas kemingkinan memperbesar hasil-hasil produksi kebutuhan hidup dan semakin luas pula mata pencaharian untuk pertambahan penduduk. Setiap pendapatan baru dalam lapangan teknologi sangatlah besar pengaruhnya terhadap perkembangan penduduk.
Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah atau negara pada waktu tertentu maka dilaksanakan sensus penduduk atau perhitungan cacah, survei, serta catatan-catatan untuk dianalisis disusun menjadi angka. Data inilah yang akan dipergunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran-sasaran pembangunan dimasa yang akan datang.



1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari penulisan ini adalah untuk mengamati dan memberikan penyajian data, yang diharapkan dapat dipergunakan seefisien mungkin bagi pihak-pihak yang membutuhkannya untuk dapat mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang dapat membangun kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan penduduk di Kota Medan dan memproyeksikannya pada tahun-tahun berikutnya.
1.3. Rumusan Masalah
Pertumbuhan yang tinggi dalam keadaan jumlah penduduk yang besar dapat menjadi beban yang berat bagi proses pembangunan, dan perkembangan penduduk yang padat akan mengalami kesulitan untuk memacu pertumbuhan dan perbaikan ekonomi, karena itu penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan masalah kependudukan yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan juga peranan dari masyarakat serta perguruan tinggi yang dianggap sebagai orang-orang intelektual dalam mensukseskan pembangunan, khususnya mengenai jumlah penduduk, kepadatan dan penyebaran penduduk, struktur penduduk menurut umur, rasio jenis kelamin dan tingkat pertumbuhan penduduk.














BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Masalah Kependudukan
Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok yang terkait satu sama lainnya, yaitu :
1. Jumlah penduduk yang besar.
2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi.
3. Penyebaran penduduk yang tidak merata.
4. Komposisi umur penduduk yang timpang.
5. Dan masalah mobilitas penduduk.
Paket masalah kependudukan ini telah menjadi induk dari berbagai masalah lain. Apabila tidak segera ditanggulangi tidak mustahil akan mendatangkan efek yang lebih parah lagi dan dapat melumpuhkan pembangunan nasional.
2.2. Pengertian-pengertian
Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.
2.2.1. Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
2.2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase.Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu :
1. Fertilitas
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yangnyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
2. Mortalitas
Mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap di suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen di suatu daerah ke daerah lain.Menurut Everett S. Lee ada empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu :
1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal.
2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan.
3. Faktor-faktor yang menghambat.
4. Faktor-faktor pribadi.
2.2.3. Susunan Penduduk
Susunan penduduk atau komposisi penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin, mata pencaharian, kebangsaan, suku bangsa, dan sebagainya.
2.2.4. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk dalam arti demografi aadalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Misalnya dalam sutu negara terdapat penduduk umur tua (50 tahun keatas) lebih banyak, maka diharapkan negara tersebut mempunyai angka kelahiran yang rendah. Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan wanita, bisa mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan.
Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi pula keaadan sosial, ekonomi dan keluarga. Komposisi penduduk umur tua digambarkan dalam piramida penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri penduduk tua atau muda. Sedangkan pada penduduk umur muda dapat dipakai sebagai ukuran perbandingan beban tanggungan yaitu angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang produktif (umur antara 16-64 tahun).
2.2.5. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan indikator daripada tekanan penduduk di suatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan banyaknya penduduk perkilometer persegi.


2.3. Proyeksi
Proyeksi adalah perhitungan untuk meramalkan atau untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang dengan menggunakan beberapa asumsi yang didasarkan atas data tahun dasar.
Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaa penyusunannya. Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan sekecil mungkin.
Manfaat atau kegunaan daripada proyeksi adalah untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi, sebagai alat perencanaa yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap penduduk yang telah di proyeksi dan merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi.
2.3.1. Proyeksi Penduduk
Pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada periode 1980-2010. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komponen kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat kabupaten/kotamadya.Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah sebagai berikut :
1.      Menghitung tingkat pertumbuhan penduduk Kota Medan menurut jenis kelamin untuk periode 1980-2010 dengan cara geometrik.
2.      Memproyeksikan penduduk Kota Medan menurut jenis kelamin berdasarkan tingkat pertumbuhan 1980-2010 dengan metode geometrik.
Adapun rumus Geometric Rate of Growth tersebut adalah sebagai berikut :
Pt = P(1+ r)t
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
P= Jumlah penduduk pada tahun awal
r = Angka pertumbuhan penduduk
t = Jangka waktu dalam tahun
2.4. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik
Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi dalam tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan dan masa orde baru. Masa sebelum kemerdekaan dibagi kembali dalam dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan masa pemerintaha Jepang.

  1. Masa Pemerintahan Belanda
1.      Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian, kerajinan, dan perdagangan (Directur Van Landbouw Nijerverheid en Handel ) yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.
2.      Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departeman. Komisi tersebut diserahi tugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik Indonesia.
3.      Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistiek (CKS) atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (UIA) yang sekarang disebut kantor bea dan cukai
  1. Masa Pemerintahan Jepang
1.      Pada bulan Juni 1944, Pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang dan militer.
2.      Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomobu Chosasitsu Gunseikanbu.
  1. Masa Kemerdekaan Republik
1.      Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekwensi Linggarjati. Sementara ini pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
2.      Berdasarkan surat edaran Kementerian Kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219/ S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada menteri kemakmuran.
3.      Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P/44, lembaga KPS berada dibawah tanggung jawab menteri perekonomian. Selanjutnya keputusan menteri perekonomian tanggal 24 Desenber 1953 No. 18.009/M KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B.
4.      Dengan Keputusan Presiden RI No. 131 Tahun 1957, kememterian Perekonomian dipecah menjadi kementerian Perdagangan dan perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI No. 172 Tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah Perdana Menteri.

  1. Masa Orde Baru Sampai Sekarang
1.      Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat, dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi Biro Pusat Statistik.
2.      Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu :
1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang organisasi BPS
2. Perturan Pemerintah No. 16 tahun 1980 tentang organisasi BPS
3. Perturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang organisasi BPS dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat Statiatik
4. Undang-undang No. Tahun 1997 tentang statistik.
5. Keputusan Presiden RI No. 86 tentang BPS.
6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS.
7. PP No. 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Statistik
3.  Tahun 1968 ditetapkan peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980 peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah No. 6 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik propinsi. Di Kabupaten/Kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Sstatistik Kabupaten/Kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang Statistik sebagai pengganti undang-undang No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 ditetapkan nama Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.
2.4.1 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik
1. Visi
Badan Pusat Statistik mempunyai visi untuk menjadikan informasi sebagaitulang punggung pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.
2. Misi
Dalam menunjang pembangunan nsional Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu dan handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan Badan Statistik dan pengemban ilmupengetahuan statistik dalam kehidupan masyarakat.

2.5. Keadaan Penduduk Kota Medan
Kota Medan terletak antara 20.27’ – 20.47’ Lintang Utara 980.35’– 980.44’ Bujur Timur. Dan 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.Kota Medan merupakan salah satu daerah tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265.10 km2. Dimana kota ini merupakan daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat, dan Timur.Keadaan penduduk Kota Medan setiap tahunnya menunjukan peningkatan yang perlu mendapatkan perhatian.Pesatnya perkembangan jumlah penduduk di samping masih tingginya angka kelahiran juga disebabkan oleh urbanisasi, migrasi pencari kerja dan melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
Hal ini terjadi karena Kota Medan merupakan Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara, kota perdagangan, kota industri dan pusat pemerintahan.Adapun keadaan jumlah penduduk di Kota Medan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
2.5.1. Angka Beban Ketergantungan
Angka beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang produktif (umur antara 16-64 tahun).
Angka beban ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator ekonomi suatu negara, apakah tergolong negara maju atau tidak. Negara-negara yang sedang berkembang dengan fertilitas yang lebih tinggi mempunyai angka beban ketergantungan yang lebih tinggi pula, disebabkan besarnya proporsi anak-anak di dalam komposisi penduduk tersebut. Besarnya angka beban ketergantungan di Kota Medan dapat kita hitung dengan menggunakan rumus :
P0-14 + P65+
Angka Beban Tanggungan = * k
P15-64
Dimana :k adalah konstanta dengan nilai 100.






Tabel 4.2. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis kelamin
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
2.5.2. Angka Kelahiran Kasar dan Angka Kematian Kasar
Kelahiran dan Kematian merupakan sebahagian dari komponen perubahan penduduk. Angka kelahiran kasar adalah banyaknya kelahiran yang terjadi per 1000 penduduk pada satu tahun tertentu, sedangkan angka kematian kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi per 1000 penduduk pada satu tahun tertentu.
2.5.3. Kepadatan Penduduk
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, kepadatan penduduk merupakan indikator dari tekanan penduduk suatu daerah. Kepadatan penduduk suatu daerah adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas daerah dalam kilometer persegi. Kepadatan penduduk yang berbeda-beda disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lokasi daerah, keadaan alamnya serta sejarahnya.






Tabel 4.3. Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara 1980- 2010

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara


Tabel 4.4.Fasilitas Sekolah Dasar, Rumah Ibadah, Balai Pengobatan dan Balai Desa

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara









Tabel 4.5.Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kabupaten/Kota 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Tabel 4.6.Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Banyaknya Anggota Rumah Tangga

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Tabel 4.7.Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Menurut Kabupaten 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu antara lain :
  1. Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pesatnya perkembangan jumlah penduduk di samping masih tingginya angka kelahiran juga disebabkan oleh urbanisasi, migrasi pencari kerja dan melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena Kota Medan merupakan Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara, kota perdagangan, kota industri, dan pusat pemerintahan.
  2. Angka beban tanggungan di Kota Medan untuk tahun 2005 sebesar 46 orang, ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 46 orang yang tidak produktif.
  3. Hasil proyeksi yang penulis lakukan diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2007 adalah sebesar 1.039.754 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 1.051.568 jiwa. Pada tahun 2008 penduduk laki-laki sebesar 1.053.895 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebesar 1.065.554 jiwa. Pada tahun 2009 penduduk laki-laki sebesar 1.068.228 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebesar 1.079.726 jiwa. Pada tahun 2010 penduduk laki-laki sebesar 1.082.756 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebesar 1.094.086 jiwa. Pada tahun 2011 penduduk pria sebesar 1.097.481 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebesar 1.108.637 jiwa.













DAFTAR PUSTAKA
Anjayani, Eni.,dkk. GeografiuntukKelas XI SMA/MA. Jakarta: PusbukDepdiknas
BadanPusatStatistik. 2010.HasilSensusPenduduk Indonesia Tahun 2010. Jakarta: BadanPusatStatistik: Republik Indonesia
BKKBN.2013. ProfilKependudukandan Pembangunan di Indonesia tahun 2013. Jakarta: BKKBN
Soegimo, Dibyo.,dkk. 2009. Geografiuntuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: PusbukDepdiknas
Sumardi.,dkk. 2009. Geografi 2 LingkunganFisikdanSosial, Jakarta: PusbukDepdiknas
Utoyo, Bambang. 2009. Geografi: MembukaCakrawalaDuniauntukKelas XI. Jakarta: PusbukDepdiknas
Yosepana, Sandra. BelajarEfektifGeografiuntukKelas XI SMA. Jakarta: PusbukDepdiknas